16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia
|Rata-rata dalam masing-masing harinya satu orang dibunuh di Baltimore, AS, – angka pembunuhan per kapita yang lebih tinggi dibanding Chicago. Kemudian suatu gerakan yang berawal dari wargabiasa menciptakan sebuah tekad yang berani – guna memberlakuan gencatan senjata 72 jam. Apakah berhasil?

Erricka Bridgeford berdiri di jendela lantai dua lokasi tinggal susun yang kini terabaikan lokasi ia bertumbuh besar dan memandang ke arah jalanan di bawahnya, ke titik di mana Mike, seorang bocah di lingkungannya, jatuh lebih dari 30 tahun lalu. Itu ialah kali kesatu ia menyaksikan orang ditembak.
“Saya benar-benar mendengarnya meregang nyawa, memohon untuk Tuhan supaya ia tidak mati,” katanya. “Saya waktu tersebut berumur 12 tahun.”
Sejak media dari seantero Amerika dan dari sekian banyak penjuru dunia meminta wawancara dengannya, memintanya untuk menyatakan usahanya yang berani guna menghentikan pembunuhan sekitar tiga hari di suatu kota di mana seseorang dibunuh nyaris setiap harinya, Bridgeford mulai membawa mereka ke lingkungan masa kecilnya di Baltimore Timur. Setelah seorang awak televisi lokal berkemas dan pergi, pelatih meditasi berusia 44 tahun tersebut menyimpulkan untuk menyelinap msuk pintu rusun yang tidak terkunci dan mengindikasikan rumah tersebut untuk ketiga anaknya – berusia antara 17 hingga 21 – guna kesatu kalinya.
Erricka Bridgeford, tengah kanan, duduk dengan temannya, Ellen Gee, kanan, dan anak-anaknya di luar lokasi tinggal gudang yang ditinggalkan.
Orang-orang ini berlangsung di dalam kamar-kamar kosong mengenakan kaus bertuliskan #BaltimoreCeasefire (#GencatansenjataBaltimore). Tercium bau pesing di udara, temboknya sarat lubang dan tanda bekas perkakas lokasi tinggal tangga yang hilang. Di lantai atas, kondom bekas terletak di lantai lokasi orang tua Bridgeford dulu.
“Ini ialah rumah yang menciptakan saya jadi laksana ini,” katanya untuk anak-anaknya. “Saya kecil hati sekarang terlihat laksana ini. Ini terlihat laksana ditinggalkan oleh cahayanya.”
Rusun kosong ini ialah cerminan dari sejumlah penyebab yang mendasari kekerasan di Baltimore. Dari jendela lantai dua itu, Bridgeford menyaksikan saat narkoba masuk ke lingkungannya di tahun 1980an, dan semua keluarga terusir pindah.
Teman-temannya jatuh dalam putus sekolah dan memasarkan narkoba. Rumput pulang menjadi tanah. Bersama dengan kemiskinan dan narkoba, datang bedil – Mike ialah orang kesatu dari nyaris 20 orang yang Bridgeford kenali yang meninggal sebab kekerasan.
Tapi di pagi yang eksklusif ini, Bridgeford sedang energik – ini Jumat, 4 Agustus, hari kesatu dari “Gencatan senjata Baltimore.” Walaupun gerakan ini tidak berafiliasi dengan Departemen Kepolisian Kota Baltimore atau lembaga pemerintah apa pun, seorang polisi terpercaya sudah berjanji kepadanya guna mengabari lewat SMS andai ada yang terbunuh sekitar tiga hari tersebut. Sebelas jam menginjak hari itu, kedamaian masih bertahan.
“Udaranya terasa berbeda,” kata Bridgeford. “Bahkan semua skeptis mengatakan, ‘semoga tahapan ini berhasil.'”
Erricka Bridgeford berdiri di jendela kamar masa kecilnya
Para penentang usulan itu mempunyai beberapa dalil untuk merasa laksana itu. Gagasan ini berjalan sesudah Bridgeford berkata dengan anak laki-lakinya yang berusia 19 tahun mengenai tingkat pembunuhan di kota tersebut, yang berkembang guna menjadi yang sangat buruk dalam sejarah dan dapat naik ke tingkat tertinggi di negara ini. Per kapita, kota ini sudah mendahului Chicago, Detroit dan New Orleans.
Bridgeford membalas sejumlah komentar yang telah diciptakan online, yang mengejeknya dan kotanya.
“Kami secara sengaja mau membuat sebuah jeda dan suatu ruang suci di mana niat masing-masing orang ialah ‘tidak terdapat yang terbunuh’. Sebuah pergeseran budaya, sehingga menciptakan orang-orang sadar bahwa mereka dapat menciptakan pilihan ini, “katanya.” Saya benci dengan benak bahwa orang memandang ‘Oh, Baltimore sarat kekerasan. Chicago sarat kekerasan. Detroit sarat kekerasan. ” Tempat-tempat ini ialah cerminan Amerika.”
Momentum terbangun secara perlahan, kesatu di media sosial dan dari mulut ke mulut. Gencatan senjata ini tidak mempunyai satu kumpulan atau orang sebagai pemimpinnya. Tidak terdapat selebriti, tidak terdapat sponsor atau logo, kecuali satu: tanda hitam, putih dan merah yang bertuliskan “Gencatan Senjata Baltimore: Tidak terdapat yang Membunuh Siapapun sekitar 72 Jam.” Gagasannya ialah untuk meyakinkan penduduk kota untuk memungut kepemilikan atas isu tersebut.
Bagian besar dari upaya ini ialah meminta sokongan di sudut-sudut Baltimore yang sangat kejam, berlangsung ke pasar narkoba tersingkap kota itu dan mengemukakan permohonan untuk orang-orang yang bekerja di sudut-sudut kota guna ikut memperjuangkan berlangsungnya satu akhir pekan bebas kekerasan.
Salah satu orang kesatu yang ditelepon Bridgeford ialah PFK Boom, pendiri 300 Gangstas, sekelompok mantan anggota geng dan mantan pelaku kriminal yang berkumpul bersama-samamelakukan advokasi sesudah kematian Freddie Gray pada tahun 2015.
“Itu tidak masalah sama sekali,” kata Boom mengenai permintaan pertolongan Bridgeford. “Saya memuliakan apa yang dia lakukan, saya menyaksikan pekerjaannya, apa yang dia inginkan, jadi sebab itulah saya bakal menerima anjuran itu dan menanam anak buah saya, reputasi saya, dan semua tersebut mendukung niat itu.”
Bridgeford dan pelaksana lainnya tidak mengizinkan media untuk meneliti upaya pendekatan dari pintu ke pintu, tetapi dia menuliskan bahwa upaya itu cukup sukses sehingga orang-orang mulai menelponnya secara independen guna menjanjikan komitmen mereka.
“Ada orang-orang yang menelepon untuk menuliskan ‘Saya berafiliasi dengan geng dan saya memberi tahu kita siapa juga yang sedang di bawah tanggung jawab saya sedang bersantai di akhir pekan itu,'” katanya. “Jika orang terbunuh akhir pekan itu, bahkan andai kita tidak tahu siapa yang melakukannya, anda akan tahu siapa yang tidak melakukannya.”
Tinggi badan Bridgeford 157 cm. Lengan kanannya selesai tepat di bawah siku sebab kondisi yang dia bawa ketika berada di dalam rahim. Perawakannya yang kecil, kacamata dan kepribadiannya yang ceria bisa berkontribusi pada dalil mengapa sejumlah orang memandangnya sebagai naif. Itu tidak mengganggunya.
“Saya diagungkan di Baltimore Timur. Saya sudah diperkosa dua kali. Saudara laki-laki saya terbunuh … Saya sudah kehilangan anak tiri saya. Saya sudah kehilangan sepupu. Dua minggu yang lalu, saya kehilangan keluarga. Ada sejumlah tahun saya pergi ke dua pemakaman dalam satu hari, “katanya.
Ketika orang-orang yang dia ajak bicara mengejek gagasannya mengenai akhir pekan bebas kekerasan, dia menoleh.
“Apakah Anda menuliskan bahwa kita tidak dapat menjaga lingkungan kita tetap aman?” Dia bertanya pada mereka “Dan jawabannya selalu, ‘Oh, tidak boleh khawatir, tersebut akan aman di dekat sini.’ … Saya memahami ego laki-laki. “
Setelah tiga bulan penggalangan dukungan, pergi ke acara radio lokal masing-masing minggu, bertemu dengan organisasi di semua kota, menempelkan poster di masing-masing tiang telepon, masing-masing pintu dan jendela dengan poster dan stiker Gencatan Senjata Baltimore, akhir pekanitu sudah tiba. Ada puluhan acara tersingkap dan tertutup yang direncanakan di semua kota – santap di luar, pesta lingkungan, jalan damai, pertunjukkan seni, mengheningkan cipta.
Seorang pelaksana bahwa lusinan dan lusinan rekan Facebooknya sudah mengubah potret profil mereka menjadi logo Gencatan Senjata tersebut.
Teman Facebook Penyelenggara Ellen Gee sudah mengubah potret profil mereka menjadi logo gencatan senjata
Dan dia pun memperhatikan hal-hal lain, simbol-simbol kecil. Seperti, guna kesatu kalinya sepanjang musim panas, dia menyaksikan capung.
Seiring sore pulang menjadi malam, orang-orang mulai kembali kerja, bar-bar terisi dan pesta dibuka – ini ialah ujian kesatu gencatan senjata sesungguhnya.
Bridgeford dan anak-anaknya pergi mengarah ke sebuah percabangan yang ramai di barat daya Baltimore dimana sekelompok orang melambaikan tanda gencatan senjata, dan menyalurkan selebaran ke semua pengendara. Seorang sopir bus kota membuka pintu, meraih suatu poster Gencatan Senjata Baltimore dari seseorang, dan menancapkannya secara gampang kelihatan di kaca depan.

Pada sebuah saat, seorang lelaki tinggi dan kurus hadir di tengah mereka, mengenakan pakaian lokasi tinggal sakit hijau berwarna- gelang tanda pengenal di pergelangan tangannya yang bertato dan tempelan elektrokardiogram masih melekat di dadanya. Dia memungut sebuah poster dan memegangnya tinggi di udara.
“Saya tertembak tadi malam,” katanya seraya menunjuk sepotong kasa yang ditempelkan di pipi kanannya. “Masih terdapat dua peluru yang terbelakang di tubuh saya.”
Namanya Devrone McKnight – lelaki berusia 23 tahun tersebut sedang menyetir kembali dari lokasi tinggal sakit saat menyaksikan relawan gencatan senjata di pinggir jalan. Dia bilang dia malu. Dia pernah mendengar mengenai upaya gencatan senjata tetapi tidak pernah berniat guna berpartisipasi.
“Sekarang saya korban,” katanya. “Mulai sekarang, saya menyokong ini.”
Dia berlangsung secara serampangan ke jalanan dengan kaus kaki dan sandal, menyalurkan selebaran dan poster ke pengendara mobil yang berhenti di lampu merah. Dia terlihat agak panik.
“Ambillah eksemplar ini,” dia memohon untuk pengendara yang tidak inginkan menurunkan jendelanya.
Beberapa acara gencatan senjata lebih mempunyai sifat pribadi, laksana pada jalan sepi yang dinamakan McCulloh di seberang kota.
Brittany Oliver berkumpul bareng keluarganya di depan tangga di mana pamannya David Lamont Hill ditembak tepat setahun yang kemudian sepulang mendatangi teman-temannya sesudah usai kerja.
Keluarga itu, yang mengenakan kaus oblong dengan potret Hill, menempatkan lampu di sekitar tempat di jalan di mana ia jatuh sesudah ditembak tujuh kali. Mespun dijanjikan hadiah sebesar $ 5.000 guna informasi, tidak terdapat yang diciduk sehubungan dengan kematiannya.
“Kami belum memiliki tidak sedikit informasi mengenai siapa yang melakukannya atau apa yang terjadi,” kata Oliver.
Dalam dua tahun terakhir, tidak melulu jumlah pembunuhan meningkat, tetapi jumlah permasalahan yang diblokir oleh Departemen Kepolisian Baltimore – entah sebab mereka sudah dipecahkan atau pelaku terbunuh sendiri atau dipenjara atas dakwaan lain – jatuh ke di antara tingkat terburuk guna kota-kota besar di negara ini.
Sejak titik rendah selama 33% pada tahun 2015 saat 242 permasalahan pembunuhan tidak terpecahkan, kota tersebut menulis tingkat penutupan permasalahan telah pulih menjadi tidak banyak lebih rendah dari setengahnya. Tapi tersebut masih berarti bahwa kota ini mempunyai ratusan permasalahan pembunuhan yang belum terungkap, sebab yang baru terus berlanjut tanpa henti.
Ketika Oliver mendengar bahwa akhir pekan gencatan senjata terjadi pada hari ulang tahun kesatu kematian pamannya, dia menata sebuah upaya penggalangan dukungan di dekat McCulloh.
Brittany Oliver berdiri di sekitar tempat pamannya, David Lamont Hill, ditembak mati setahun yang lalu
“Saya pikir saya bakal menangis lebih tidak sedikit hari ini,” katanya.
“Sejujurnya, itulah gencatan senjata. Untuk masa-masa yang lama, saya tidak mengerjakan apapun. Ini terjadi dan saya tidak tahu mesti melakukan apa. Ketika gencatan senjata terjadi, ini memberi saya peluang untuk mengejar suara saya lagi.”
Beberapa jam kemudian, di lokasi parkir mobil di sisi unsur timur Baltimore, waktu nyaris tengah malam. Bridgeford, PFK Boom, dan puluhan anggota masyarakat berkumpul guna barbekyu sepanjang malam. Sebuah kesebelasan pengacara begadang semalaman untuk menolong siapa juga dari lingkungan itu yang datang dengan penghapusan daftar kriminal, masalah tunjangan anak, permasalahan penyewa dan penggusuran.
Saat tengah malam, sebuah sorakan tersiar dari keramaian. Suara rapper Kendrick Lamar meledak dari speaker, mendendangkan “Kita bakal baik-baik saja”.
“Kita baru saja mendahului 24 jam tanpa pembunuhan di Baltimore, bapak-bapak dan ibu-ibu,” sahut Bridgeford. “Siapa bilang anda tidak dapat melakukannya? Mereka bilang anda tidak akan dapat mengalaminya bahkan tidak satu haripun Ayo semuanya, kita dapat melakukan 24 jam lagi!”
Detektif polisi Baltimore di tempat pembunuhan di lingkungan Pigtown pada hari Sabtu
Empat puluh satu jam menginjak Gencatan Senjata Baltimore – sesudah satu hari demonstrasi damai, daging di atas panggangan, pertandingan bola basket – mantranya juga terpecah.
Ini dibuka dengan rumor, obrolan mengenai pemindai polisi tentang bisa jadi penembakan di lingkungan yang dikenal dengan nama Pigtown. Kemudian rumor itu menjadi kenyataan – seorang lelaki berusia 24 tahun ditembak dan terbunuh ketika berjalan di jalanan. Teman-temannya menjemputnya dan membawanya ke lokasi tinggal sakit, namun dia meninggal tidak lama kemudian.
Seorang wanita dengan rambut panjang yang dikepang dengan kain ungu berdiri di depan pintunya hanya sejumlah rumah dari TKP, menonton tim forensik polisi Baltimore memotret trotoar yang bernoda darah.
Dia pernah mendengar mengenai gencatan senjata, menyaksikan Bridgeford di televisi. Hatinya khawatir bahwa akhir pekan perdamaian selesai tepat di depan pintu depan rumahnya. Tetangga menuliskan itu ialah penembakan ketiga di blok ini dalam satu separuh tahun terakhir.
“Tujuh teman wanita saya sudah kehilangan tujuh putra mereka (dalam dua bulan terakhir),” katanya. “Tidak pernah terjadi urusan seburuk ini, tidak pernah.”
“Katakan untuk mereka untuk membina ppusat rekreasi di sini,” seru seorang lelaki di jalan. “Anda seluruh mengatakan, ‘Gencatan senjata’, namun bagaimana Anda dapat melakukan gencatan senjata? Anda membawa anak-anak terbit dari jalanan. Anak-anak mesti mengerjakan sesuatu di samping berada di jalanan.”
Seorang pemadam kebakaran Baltimore membasuh darah dari trotoar
Tidak lama sesudah polisi mencungkil rekaman dari TKP dan mulai membuka jalan kembali, Erricka Bridgeford dan anak-anaknya tiba. Dia menerima pesan teks yang ditakuti dari kontaknya di departemen kepolisian dan bergegas menghampiri, tepat disaat pemadam kebakaran kota menyiramkan air untuk mencuci darah dari trotoar.
Menatap ke lokasi pria tersebut jatuh, Bridgeford mengindikasikan ekspresi hancur. Seorang reporter televisi dengan mikrofon meminta komentarnya, tetapi Bridgeford mundur dan menolak.
“Ini paling berarti baginya,” kata putranya Paul pelan. “Ini sangat barangkali terjadi, kami bercita-cita yang terbaik, namun bersiap guna yang terburuk.”

Perlahan, semakin tidak sedikit peserta gencatan senjata mulai hadir – sebuah teknik untuk menunjukkan sokongan masyarakat dan guna mengguncang kemunculan kematian ini. Bridgeford memanggil mereka guna bergandengan tangan di dekat tempat basah di jalan. Beberapa tetangga berdatangan, termasuk wanita dengan rambut gimbal ungu.
Saat suatu truk es krim bergulir perlahan-lahan pulang memainkan versi nyaring dari Korobeiniki, Bridgeford menyuruh berdoa tidak melulu untuk pemuda itu, tapi pun untuk pembunuhnya.
“Mereka tidak dicetuskan dengan pistol di tangan mereka. Ibu mereka tidak mendorong mereka terbit rahim dengan mengatakan, ‘Saya tidak sabar menantikan sampai bayi saya tumbuh dan menembak seseorang pada akhir pekan gencatan senjata,'” katanya.
“Apa yang sudah kita lakukan?” Teriaknya, suaranya pecah. “Apa yang sudah kita lakukan?”
Kegelapan menyelimuti kota. Di acara makan bareng lain di sisi barat, pengacara pulang berkumpul untuk menolong mengisi dokumen-dokumen penghapusan daftar kriminal. Brittany Oliver dan sejumlah teman menghanguskan daun sage. PFK Boom dan anggota tubuh pegiat Nation of Islam berjaga-jaga diam membatu.
Pukul 10 malam, radio polisi berderak pulang – terdapat pembunuhan lagi, seorang lelaki berusia 37 tahun ditemukan tewas di sebuah area di unsur selatan Baltimore yang paling sepi.
Di lokasi parkir, salah satu pelaksana gencatan senjata yang dipimpin oleh Ogun merenungkan sesuatu yang disebutkan seorang pemuda tangguh kepadanya ketika penggalangan dukungan.
Dia mengatakan tidak sedikit orang memiliki masalah dengan seseorang ketika tidak terjadi mediasi. Jika mereka menyaksikan orang ini di sebuah tempat, mereka tidak akan beranggapan bahwa masalah tersebut tidak dapat diselesaikan.”
Tidak terdapat seruan kemenangan saat tengah malam mendarat – momen selesai tanpa komentar. Sudah ada tulisan yang diposting online bahwa gencatan senjata sudah “ambruk” dan provokator-provokator di Twitter bercuit bahwa usaha itu gagal.
Sekitar jam 1 pagi, Bridgeford naik ke jok belakang mobilnya dan tidak mempedulikan anak-anaknya mengantarnya pulang. Dalam kegelapan, dia mengobarkan Facebook Live.
“Yang kesatu – itu sungguh-sungguh membuat saya terpukul. Seakan yang terbunuh ialah orang yang tumbuh besar bareng saya. Saya masih belum tahu nama orang itu,” katanya.
“Saya paling patah hati.”
Hari 3: Minggu, 6 Agustus
Salah satu lubang peluru dari serangan terhadap Devrone McKnight
Pada tahun 2001, seorang lelaki berusia 27 tahun mempunyai nama Antoin Lamont McKnight ditembak mati di suatu sudut yang sepi di lingkungan Sandtown di barat Baltimore. Dia diangkut ke Maryland Shock Trauma Center, di mana dia meninggal karena sejumlah luka tembak. Pembunuhnya tidak pernah tertangkap.
Enam belas tahun kemudian, putra Antoin McKnight, Devrone, diculik ke lokasi tinggal sakit yang sama dengan luka tembak di wajah. Berbeda dengan ayahnya, Devrone bertahan hidup.
Pada pagi terakhir akhir pekan gencatan senjata, dia duduk di ruang tamu ibunya, teringat ketika tiga hari yang lalu saat seorang lelaki menyerangnya dan pamannya ketika mereka duduk di teras. Ada potret ayahnya di suatu meja yang berada tepat di bawah lubang peluru yang menjebol dinding dari serangan itu.
Dia baru berumur tujuh tahun ketika ayahnya dibunuh, tetapi Devrone menilik mengukir labu bersamanya di Halloween, dia ingat pesta-pesta ulang tahun. Dia tidak tahu tidak sedikit tentang apa yang ayahnya ikut terlibat, namun mengakui bahwa seperti tidak sedikit orang Baltimore, dia barangkali terjerumus dalam sejumlah jenis pekerjaan kriminal.
“Saya tidak hendak menjadi seperti tersebut jadi saya mengerjakan segala sesuatu dalam kekuatan saya guna menjauh dari kehidupan jalanan,” katanya.
Devrone McKnight berdiri di teras lokasi dia ditembak, jendela di belakangnya hancur oleh tembakan
Devrone McKnight masih mempunyai serpihan peluru yang tertanam di pipi dan lehernya
Devrone bekerja di lokasi tinggal sakit yang sama lokasi ayahnya meninggal dan belajar di Universitas Morgan State, mempelajari manajemen konstruksi. Sebelum titik ini, dia menduga andai dia pergi sekolah, pergi bekerja, dan memikirkan urusannya sendiri, dia tidak bakal pernah selesai seperti ayahnya.
Tapi serpihan peluru yang tertanam di wajah dan lehernya memperlihatkan sebaliknya – kejutan dari kenyataan tersebut menciptakan dia berlari ke jalan pada hari kesatu gencatan senjata dengan masih menggunakan pakaian lokasi tinggal sakit yang tipis, mengupayakan meyakinkan orang-orang yang tidak dia kenal guna peduli.
Pada tahun 2017, menurut keterangan dari data Kepolisian Baltimore, terdapat 404 orang yang selamat sesudah tertembak. McKnight merasa paling beruntung bahwa, tidak laksana kedua lelaki yang meninggal pada hari Sabtu, dia memiliki peluang untuk tercebur dalam aksi ini.
“Saya melulu ingin menjadi suara korban yang bisa berkata sekarang. Sangat mengenaskan bahwa menginjak hari kedua program gencatan senjata, terdapat orang yang terbunuh,” katanya.
“Saya agak merasa kecil hati dan ikut bersalah sebab saya tidak beraksi lebih cepat.”
Devrone dan ibunya mengarah ke ke gereja, guna bersyukur untuk Tuhan sebab telah mengamankan nyawanya dan berdoa guna tangan berpengalaman bedah yang pada akhirnya bakal ditugaskan mencungkil peluru yang masih bersarang di lehernya, dekat dengan pembuluh arteri. Kemudian dia mengarah ke ke pusat kota Baltimore, di mana di antara pawai terakhir akhir pekan itu sedang berlangsung.
Sekitar 150 demonstran berkumpul di kaki Menara Phoenix Shot, setinggi 234 kaki, suatu bangunan abad ke-19 di mana timah cair diteteskan dari atas ke bak mandi air dingin di unsur bawah – kiat kuno menciptakan peluru.
Mereka berjajar dengan khidmat melalui Balai Kota Baltimore, dan masuk ke suatu studio televisi yang diblokir tirai hitam tempat semua penyelenggara dan demonstran bergiliran menyimak nama lebih dari 200 lelaki dan perempuan yang dibunuh pada tahun 2017, dibuka pada yang kesatu tahun ini.
Sheamon Pearlie

James Williams
Davonte Jackson
Jamal Washington
Timothy Stephens
Seorang lelaki dengan drum tangan memukul dua ketukan sesudah setiap nama disebutkan.
Charles Frazier
Tyrell Matthews
Carlos Montgomery
Channon Simpkins
Tony Tingle
Brittany Oliver menghanguskan daun sage sebagai simbol pemulihan
Seiring dipanggilnya masing-masing nama di ruang yang pengap itu, orang mulai menangis. Ada desahan ketika pembacaan “orang tak dikenal”.
Timothy Campbell
Tyione Brown
Emmanuel Johnson
Marco Stevenson
Antonio Griffin
Akhirnya, Bridgeford memimpin orang-orang untuk menyimak dua nama terakhir, yang masih baru diketahui beberapa (namanya):
Trey
Donte, pun dikenal sebagai EA
Kim Ford membawa potret anaknya, Troy Biggus, yang dibunuh ketika berusia 21 tahun
Pada tengah malam malam itu, akhir pekan gencatan senjata sah ditutup, Bridgeford sedang di rumah, kelelahan, santap pizza. Tapi dia pulang bersemangat.
“Tidak terdapat pembunuhan yang terjadi di Sandtown. Orang-orang menelepon dan mengatakan kumpulan mereka tidak bakal – dan tidak melakukannya,” katanya. “Apa yang dapat dilakukan Baltimore ialah 41 jam tanpa pembunuhan, dan lantas dari pukul 10 malam hingga pukul 12 pagi sekarang, tersebut 26 jam lagi tanpa pembunuhan. Tapi lima jam di antaranya ialah apa yang saya hendak Anda ingat. “
Keesokan harinya, suatu pertemuan yang dinamakan Gencatan Senjata Baltimore 365 direncanakan. Penyelenggara bersikeras bahwa tugas mereka tidak selesai dengan gencatan senjata – di antara agenda kesatu mereka ialah membantu mengongkosi penguburan dua orang yang sudah meninggal.
Meskipun enam orang ditembak sekitar akhir pekan, dua yang secara fatal, Bridgeford masih memandang bahwa gencatan senjata tersebut sukses. Bagi satu akhir pekan tunggal, katanya, sejumlah komunitas yang sangat bermasalah di Baltimore mengisi harapan mereka.
“Saya tercetus dengan satu tangan … Saya mesti merasakan bagaimana rasanya menjadi penduduk Baltimore, tampak berantakan dan mesti mengejar keutuhan,” katanya.
“Jangan mati rasa … Kita perlu menilik perasaan bagaimana ketika kita peduli.”
Keesokan paginya, Departemen Kepolisian Baltimore akhirnya mencungkil nama korban hari Sabtu:
Lamontrey Tynes
Donte Johnson

Mereka pun melaporkan satu pembunuhan lagi, yang ke-212 di kota itu.
.
16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia – doa ulang tahun untuk orang yang sudah meninggal dunia
| Encouraged in order to the blog, on this time period I am going to show you in relation to keyword. And after this, this can be a first graphic:

Why not consider picture above? is that wonderful???. if you think maybe and so, I’l l teach you several photograph once again under:
So, if you wish to obtain all these awesome shots related to (16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia), just click save button to download the graphics in your personal computer. They’re available for obtain, if you’d rather and wish to obtain it, just click save badge on the web page, and it’ll be directly down loaded to your laptop.} At last if you would like get new and latest graphic related to (16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia), please follow us on google plus or bookmark the site, we try our best to provide regular up grade with all new and fresh pictures. Hope you like staying here. For many upgrades and recent news about (16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia) pics, please kindly follow us on tweets, path, Instagram and google plus, or you mark this page on bookmark area, We try to offer you update periodically with all new and fresh images, like your browsing, and find the ideal for you.
Here you are at our website, contentabove (16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia) published . Nowadays we are excited to declare we have discovered an incrediblyinteresting nicheto be reviewed, that is (16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia) Many individuals searching for details about(16+ Doa Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia) and certainly one of them is you, is not it?
Rata-rata dalam masing-masing harinya satu orang dibunuh di Baltimore, AS, – angka pembunuhan per kapita yang lebih tinggi dibanding Chicago. Kemudian suatu gerakan yang berawal dari wargabiasa menciptakan sebuah tekad yang berani – guna memberlakuan gencatan senjata 72 jam. Apakah berhasil?

Erricka Bridgeford berdiri di jendela lantai dua lokasi tinggal susun yang kini terabaikan lokasi ia bertumbuh besar dan memandang ke arah jalanan di bawahnya, ke titik di mana Mike, seorang bocah di lingkungannya, jatuh lebih dari 30 tahun lalu. Itu ialah kali kesatu ia menyaksikan orang ditembak.
“Saya benar-benar mendengarnya meregang nyawa, memohon untuk Tuhan supaya ia tidak mati,” katanya. “Saya waktu tersebut berumur 12 tahun.”
Sejak media dari seantero Amerika dan dari sekian banyak penjuru dunia meminta wawancara dengannya, memintanya untuk menyatakan usahanya yang berani guna menghentikan pembunuhan sekitar tiga hari di suatu kota di mana seseorang dibunuh nyaris setiap harinya, Bridgeford mulai membawa mereka ke lingkungan masa kecilnya di Baltimore Timur. Setelah seorang awak televisi lokal berkemas dan pergi, pelatih meditasi berusia 44 tahun tersebut menyimpulkan untuk menyelinap msuk pintu rusun yang tidak terkunci dan mengindikasikan rumah tersebut untuk ketiga anaknya – berusia antara 17 hingga 21 – guna kesatu kalinya.
Erricka Bridgeford, tengah kanan, duduk dengan temannya, Ellen Gee, kanan, dan anak-anaknya di luar lokasi tinggal gudang yang ditinggalkan.
Orang-orang ini berlangsung di dalam kamar-kamar kosong mengenakan kaus bertuliskan #BaltimoreCeasefire (#GencatansenjataBaltimore). Tercium bau pesing di udara, temboknya sarat lubang dan tanda bekas perkakas lokasi tinggal tangga yang hilang. Di lantai atas, kondom bekas terletak di lantai lokasi orang tua Bridgeford dulu.
“Ini ialah rumah yang menciptakan saya jadi laksana ini,” katanya untuk anak-anaknya. “Saya kecil hati sekarang terlihat laksana ini. Ini terlihat laksana ditinggalkan oleh cahayanya.”
Rusun kosong ini ialah cerminan dari sejumlah penyebab yang mendasari kekerasan di Baltimore. Dari jendela lantai dua itu, Bridgeford menyaksikan saat narkoba masuk ke lingkungannya di tahun 1980an, dan semua keluarga terusir pindah.
Teman-temannya jatuh dalam putus sekolah dan memasarkan narkoba. Rumput pulang menjadi tanah. Bersama dengan kemiskinan dan narkoba, datang bedil – Mike ialah orang kesatu dari nyaris 20 orang yang Bridgeford kenali yang meninggal sebab kekerasan.
Tapi di pagi yang eksklusif ini, Bridgeford sedang energik – ini Jumat, 4 Agustus, hari kesatu dari “Gencatan senjata Baltimore.” Walaupun gerakan ini tidak berafiliasi dengan Departemen Kepolisian Kota Baltimore atau lembaga pemerintah apa pun, seorang polisi terpercaya sudah berjanji kepadanya guna mengabari lewat SMS andai ada yang terbunuh sekitar tiga hari tersebut. Sebelas jam menginjak hari itu, kedamaian masih bertahan.
“Udaranya terasa berbeda,” kata Bridgeford. “Bahkan semua skeptis mengatakan, ‘semoga tahapan ini berhasil.'”
Erricka Bridgeford berdiri di jendela kamar masa kecilnya
Para penentang usulan itu mempunyai beberapa dalil untuk merasa laksana itu. Gagasan ini berjalan sesudah Bridgeford berkata dengan anak laki-lakinya yang berusia 19 tahun mengenai tingkat pembunuhan di kota tersebut, yang berkembang guna menjadi yang sangat buruk dalam sejarah dan dapat naik ke tingkat tertinggi di negara ini. Per kapita, kota ini sudah mendahului Chicago, Detroit dan New Orleans.
Bridgeford membalas sejumlah komentar yang telah diciptakan online, yang mengejeknya dan kotanya.
“Kami secara sengaja mau membuat sebuah jeda dan suatu ruang suci di mana niat masing-masing orang ialah ‘tidak terdapat yang terbunuh’. Sebuah pergeseran budaya, sehingga menciptakan orang-orang sadar bahwa mereka dapat menciptakan pilihan ini, “katanya.” Saya benci dengan benak bahwa orang memandang ‘Oh, Baltimore sarat kekerasan. Chicago sarat kekerasan. Detroit sarat kekerasan. ” Tempat-tempat ini ialah cerminan Amerika.”
Momentum terbangun secara perlahan, kesatu di media sosial dan dari mulut ke mulut. Gencatan senjata ini tidak mempunyai satu kumpulan atau orang sebagai pemimpinnya. Tidak terdapat selebriti, tidak terdapat sponsor atau logo, kecuali satu: tanda hitam, putih dan merah yang bertuliskan “Gencatan Senjata Baltimore: Tidak terdapat yang Membunuh Siapapun sekitar 72 Jam.” Gagasannya ialah untuk meyakinkan penduduk kota untuk memungut kepemilikan atas isu tersebut.
Bagian besar dari upaya ini ialah meminta sokongan di sudut-sudut Baltimore yang sangat kejam, berlangsung ke pasar narkoba tersingkap kota itu dan mengemukakan permohonan untuk orang-orang yang bekerja di sudut-sudut kota guna ikut memperjuangkan berlangsungnya satu akhir pekan bebas kekerasan.
Salah satu orang kesatu yang ditelepon Bridgeford ialah PFK Boom, pendiri 300 Gangstas, sekelompok mantan anggota geng dan mantan pelaku kriminal yang berkumpul bersama-samamelakukan advokasi sesudah kematian Freddie Gray pada tahun 2015.
“Itu tidak masalah sama sekali,” kata Boom mengenai permintaan pertolongan Bridgeford. “Saya memuliakan apa yang dia lakukan, saya menyaksikan pekerjaannya, apa yang dia inginkan, jadi sebab itulah saya bakal menerima anjuran itu dan menanam anak buah saya, reputasi saya, dan semua tersebut mendukung niat itu.”
Bridgeford dan pelaksana lainnya tidak mengizinkan media untuk meneliti upaya pendekatan dari pintu ke pintu, tetapi dia menuliskan bahwa upaya itu cukup sukses sehingga orang-orang mulai menelponnya secara independen guna menjanjikan komitmen mereka.
“Ada orang-orang yang menelepon untuk menuliskan ‘Saya berafiliasi dengan geng dan saya memberi tahu kita siapa juga yang sedang di bawah tanggung jawab saya sedang bersantai di akhir pekan itu,'” katanya. “Jika orang terbunuh akhir pekan itu, bahkan andai kita tidak tahu siapa yang melakukannya, anda akan tahu siapa yang tidak melakukannya.”
Tinggi badan Bridgeford 157 cm. Lengan kanannya selesai tepat di bawah siku sebab kondisi yang dia bawa ketika berada di dalam rahim. Perawakannya yang kecil, kacamata dan kepribadiannya yang ceria bisa berkontribusi pada dalil mengapa sejumlah orang memandangnya sebagai naif. Itu tidak mengganggunya.
“Saya diagungkan di Baltimore Timur. Saya sudah diperkosa dua kali. Saudara laki-laki saya terbunuh … Saya sudah kehilangan anak tiri saya. Saya sudah kehilangan sepupu. Dua minggu yang lalu, saya kehilangan keluarga. Ada sejumlah tahun saya pergi ke dua pemakaman dalam satu hari, “katanya.
Ketika orang-orang yang dia ajak bicara mengejek gagasannya mengenai akhir pekan bebas kekerasan, dia menoleh.
“Apakah Anda menuliskan bahwa kita tidak dapat menjaga lingkungan kita tetap aman?” Dia bertanya pada mereka “Dan jawabannya selalu, ‘Oh, tidak boleh khawatir, tersebut akan aman di dekat sini.’ … Saya memahami ego laki-laki. “
Setelah tiga bulan penggalangan dukungan, pergi ke acara radio lokal masing-masing minggu, bertemu dengan organisasi di semua kota, menempelkan poster di masing-masing tiang telepon, masing-masing pintu dan jendela dengan poster dan stiker Gencatan Senjata Baltimore, akhir pekanitu sudah tiba. Ada puluhan acara tersingkap dan tertutup yang direncanakan di semua kota – santap di luar, pesta lingkungan, jalan damai, pertunjukkan seni, mengheningkan cipta.
Seorang pelaksana bahwa lusinan dan lusinan rekan Facebooknya sudah mengubah potret profil mereka menjadi logo Gencatan Senjata tersebut.
Teman Facebook Penyelenggara Ellen Gee sudah mengubah potret profil mereka menjadi logo gencatan senjata
Dan dia pun memperhatikan hal-hal lain, simbol-simbol kecil. Seperti, guna kesatu kalinya sepanjang musim panas, dia menyaksikan capung.
Seiring sore pulang menjadi malam, orang-orang mulai kembali kerja, bar-bar terisi dan pesta dibuka – ini ialah ujian kesatu gencatan senjata sesungguhnya.
Bridgeford dan anak-anaknya pergi mengarah ke sebuah percabangan yang ramai di barat daya Baltimore dimana sekelompok orang melambaikan tanda gencatan senjata, dan menyalurkan selebaran ke semua pengendara. Seorang sopir bus kota membuka pintu, meraih suatu poster Gencatan Senjata Baltimore dari seseorang, dan menancapkannya secara gampang kelihatan di kaca depan.

Pada sebuah saat, seorang lelaki tinggi dan kurus hadir di tengah mereka, mengenakan pakaian lokasi tinggal sakit hijau berwarna- gelang tanda pengenal di pergelangan tangannya yang bertato dan tempelan elektrokardiogram masih melekat di dadanya. Dia memungut sebuah poster dan memegangnya tinggi di udara.
“Saya tertembak tadi malam,” katanya seraya menunjuk sepotong kasa yang ditempelkan di pipi kanannya. “Masih terdapat dua peluru yang terbelakang di tubuh saya.”
Namanya Devrone McKnight – lelaki berusia 23 tahun tersebut sedang menyetir kembali dari lokasi tinggal sakit saat menyaksikan relawan gencatan senjata di pinggir jalan. Dia bilang dia malu. Dia pernah mendengar mengenai upaya gencatan senjata tetapi tidak pernah berniat guna berpartisipasi.
“Sekarang saya korban,” katanya. “Mulai sekarang, saya menyokong ini.”
Dia berlangsung secara serampangan ke jalanan dengan kaus kaki dan sandal, menyalurkan selebaran dan poster ke pengendara mobil yang berhenti di lampu merah. Dia terlihat agak panik.
“Ambillah eksemplar ini,” dia memohon untuk pengendara yang tidak inginkan menurunkan jendelanya.
Beberapa acara gencatan senjata lebih mempunyai sifat pribadi, laksana pada jalan sepi yang dinamakan McCulloh di seberang kota.
Brittany Oliver berkumpul bareng keluarganya di depan tangga di mana pamannya David Lamont Hill ditembak tepat setahun yang kemudian sepulang mendatangi teman-temannya sesudah usai kerja.
Keluarga itu, yang mengenakan kaus oblong dengan potret Hill, menempatkan lampu di sekitar tempat di jalan di mana ia jatuh sesudah ditembak tujuh kali. Mespun dijanjikan hadiah sebesar $ 5.000 guna informasi, tidak terdapat yang diciduk sehubungan dengan kematiannya.
“Kami belum memiliki tidak sedikit informasi mengenai siapa yang melakukannya atau apa yang terjadi,” kata Oliver.
Dalam dua tahun terakhir, tidak melulu jumlah pembunuhan meningkat, tetapi jumlah permasalahan yang diblokir oleh Departemen Kepolisian Baltimore – entah sebab mereka sudah dipecahkan atau pelaku terbunuh sendiri atau dipenjara atas dakwaan lain – jatuh ke di antara tingkat terburuk guna kota-kota besar di negara ini.
Sejak titik rendah selama 33% pada tahun 2015 saat 242 permasalahan pembunuhan tidak terpecahkan, kota tersebut menulis tingkat penutupan permasalahan telah pulih menjadi tidak banyak lebih rendah dari setengahnya. Tapi tersebut masih berarti bahwa kota ini mempunyai ratusan permasalahan pembunuhan yang belum terungkap, sebab yang baru terus berlanjut tanpa henti.
Ketika Oliver mendengar bahwa akhir pekan gencatan senjata terjadi pada hari ulang tahun kesatu kematian pamannya, dia menata sebuah upaya penggalangan dukungan di dekat McCulloh.
Brittany Oliver berdiri di sekitar tempat pamannya, David Lamont Hill, ditembak mati setahun yang lalu
“Saya pikir saya bakal menangis lebih tidak sedikit hari ini,” katanya.
“Sejujurnya, itulah gencatan senjata. Untuk masa-masa yang lama, saya tidak mengerjakan apapun. Ini terjadi dan saya tidak tahu mesti melakukan apa. Ketika gencatan senjata terjadi, ini memberi saya peluang untuk mengejar suara saya lagi.”
Beberapa jam kemudian, di lokasi parkir mobil di sisi unsur timur Baltimore, waktu nyaris tengah malam. Bridgeford, PFK Boom, dan puluhan anggota masyarakat berkumpul guna barbekyu sepanjang malam. Sebuah kesebelasan pengacara begadang semalaman untuk menolong siapa juga dari lingkungan itu yang datang dengan penghapusan daftar kriminal, masalah tunjangan anak, permasalahan penyewa dan penggusuran.
Saat tengah malam, sebuah sorakan tersiar dari keramaian. Suara rapper Kendrick Lamar meledak dari speaker, mendendangkan “Kita bakal baik-baik saja”.
“Kita baru saja mendahului 24 jam tanpa pembunuhan di Baltimore, bapak-bapak dan ibu-ibu,” sahut Bridgeford. “Siapa bilang anda tidak dapat melakukannya? Mereka bilang anda tidak akan dapat mengalaminya bahkan tidak satu haripun Ayo semuanya, kita dapat melakukan 24 jam lagi!”
Detektif polisi Baltimore di tempat pembunuhan di lingkungan Pigtown pada hari Sabtu
Empat puluh satu jam menginjak Gencatan Senjata Baltimore – sesudah satu hari demonstrasi damai, daging di atas panggangan, pertandingan bola basket – mantranya juga terpecah.
Ini dibuka dengan rumor, obrolan mengenai pemindai polisi tentang bisa jadi penembakan di lingkungan yang dikenal dengan nama Pigtown. Kemudian rumor itu menjadi kenyataan – seorang lelaki berusia 24 tahun ditembak dan terbunuh ketika berjalan di jalanan. Teman-temannya menjemputnya dan membawanya ke lokasi tinggal sakit, namun dia meninggal tidak lama kemudian.
Seorang wanita dengan rambut panjang yang dikepang dengan kain ungu berdiri di depan pintunya hanya sejumlah rumah dari TKP, menonton tim forensik polisi Baltimore memotret trotoar yang bernoda darah.
Dia pernah mendengar mengenai gencatan senjata, menyaksikan Bridgeford di televisi. Hatinya khawatir bahwa akhir pekan perdamaian selesai tepat di depan pintu depan rumahnya. Tetangga menuliskan itu ialah penembakan ketiga di blok ini dalam satu separuh tahun terakhir.
“Tujuh teman wanita saya sudah kehilangan tujuh putra mereka (dalam dua bulan terakhir),” katanya. “Tidak pernah terjadi urusan seburuk ini, tidak pernah.”
“Katakan untuk mereka untuk membina ppusat rekreasi di sini,” seru seorang lelaki di jalan. “Anda seluruh mengatakan, ‘Gencatan senjata’, namun bagaimana Anda dapat melakukan gencatan senjata? Anda membawa anak-anak terbit dari jalanan. Anak-anak mesti mengerjakan sesuatu di samping berada di jalanan.”
Seorang pemadam kebakaran Baltimore membasuh darah dari trotoar
Tidak lama sesudah polisi mencungkil rekaman dari TKP dan mulai membuka jalan kembali, Erricka Bridgeford dan anak-anaknya tiba. Dia menerima pesan teks yang ditakuti dari kontaknya di departemen kepolisian dan bergegas menghampiri, tepat disaat pemadam kebakaran kota menyiramkan air untuk mencuci darah dari trotoar.
Menatap ke lokasi pria tersebut jatuh, Bridgeford mengindikasikan ekspresi hancur. Seorang reporter televisi dengan mikrofon meminta komentarnya, tetapi Bridgeford mundur dan menolak.
“Ini paling berarti baginya,” kata putranya Paul pelan. “Ini sangat barangkali terjadi, kami bercita-cita yang terbaik, namun bersiap guna yang terburuk.”

Perlahan, semakin tidak sedikit peserta gencatan senjata mulai hadir – sebuah teknik untuk menunjukkan sokongan masyarakat dan guna mengguncang kemunculan kematian ini. Bridgeford memanggil mereka guna bergandengan tangan di dekat tempat basah di jalan. Beberapa tetangga berdatangan, termasuk wanita dengan rambut gimbal ungu.
Saat suatu truk es krim bergulir perlahan-lahan pulang memainkan versi nyaring dari Korobeiniki, Bridgeford menyuruh berdoa tidak melulu untuk pemuda itu, tapi pun untuk pembunuhnya.
“Mereka tidak dicetuskan dengan pistol di tangan mereka. Ibu mereka tidak mendorong mereka terbit rahim dengan mengatakan, ‘Saya tidak sabar menantikan sampai bayi saya tumbuh dan menembak seseorang pada akhir pekan gencatan senjata,'” katanya.
“Apa yang sudah kita lakukan?” Teriaknya, suaranya pecah. “Apa yang sudah kita lakukan?”
Kegelapan menyelimuti kota. Di acara makan bareng lain di sisi barat, pengacara pulang berkumpul untuk menolong mengisi dokumen-dokumen penghapusan daftar kriminal. Brittany Oliver dan sejumlah teman menghanguskan daun sage. PFK Boom dan anggota tubuh pegiat Nation of Islam berjaga-jaga diam membatu.
Pukul 10 malam, radio polisi berderak pulang – terdapat pembunuhan lagi, seorang lelaki berusia 37 tahun ditemukan tewas di sebuah area di unsur selatan Baltimore yang paling sepi.
Di lokasi parkir, salah satu pelaksana gencatan senjata yang dipimpin oleh Ogun merenungkan sesuatu yang disebutkan seorang pemuda tangguh kepadanya ketika penggalangan dukungan.
Dia mengatakan tidak sedikit orang memiliki masalah dengan seseorang ketika tidak terjadi mediasi. Jika mereka menyaksikan orang ini di sebuah tempat, mereka tidak akan beranggapan bahwa masalah tersebut tidak dapat diselesaikan.”
Tidak terdapat seruan kemenangan saat tengah malam mendarat – momen selesai tanpa komentar. Sudah ada tulisan yang diposting online bahwa gencatan senjata sudah “ambruk” dan provokator-provokator di Twitter bercuit bahwa usaha itu gagal.
Sekitar jam 1 pagi, Bridgeford naik ke jok belakang mobilnya dan tidak mempedulikan anak-anaknya mengantarnya pulang. Dalam kegelapan, dia mengobarkan Facebook Live.
“Yang kesatu – itu sungguh-sungguh membuat saya terpukul. Seakan yang terbunuh ialah orang yang tumbuh besar bareng saya. Saya masih belum tahu nama orang itu,” katanya.
“Saya paling patah hati.”
Hari 3: Minggu, 6 Agustus
Salah satu lubang peluru dari serangan terhadap Devrone McKnight
Pada tahun 2001, seorang lelaki berusia 27 tahun mempunyai nama Antoin Lamont McKnight ditembak mati di suatu sudut yang sepi di lingkungan Sandtown di barat Baltimore. Dia diangkut ke Maryland Shock Trauma Center, di mana dia meninggal karena sejumlah luka tembak. Pembunuhnya tidak pernah tertangkap.
Enam belas tahun kemudian, putra Antoin McKnight, Devrone, diculik ke lokasi tinggal sakit yang sama dengan luka tembak di wajah. Berbeda dengan ayahnya, Devrone bertahan hidup.
Pada pagi terakhir akhir pekan gencatan senjata, dia duduk di ruang tamu ibunya, teringat ketika tiga hari yang lalu saat seorang lelaki menyerangnya dan pamannya ketika mereka duduk di teras. Ada potret ayahnya di suatu meja yang berada tepat di bawah lubang peluru yang menjebol dinding dari serangan itu.
Dia baru berumur tujuh tahun ketika ayahnya dibunuh, tetapi Devrone menilik mengukir labu bersamanya di Halloween, dia ingat pesta-pesta ulang tahun. Dia tidak tahu tidak sedikit tentang apa yang ayahnya ikut terlibat, namun mengakui bahwa seperti tidak sedikit orang Baltimore, dia barangkali terjerumus dalam sejumlah jenis pekerjaan kriminal.
“Saya tidak hendak menjadi seperti tersebut jadi saya mengerjakan segala sesuatu dalam kekuatan saya guna menjauh dari kehidupan jalanan,” katanya.
Devrone McKnight berdiri di teras lokasi dia ditembak, jendela di belakangnya hancur oleh tembakan
Devrone McKnight masih mempunyai serpihan peluru yang tertanam di pipi dan lehernya
Devrone bekerja di lokasi tinggal sakit yang sama lokasi ayahnya meninggal dan belajar di Universitas Morgan State, mempelajari manajemen konstruksi. Sebelum titik ini, dia menduga andai dia pergi sekolah, pergi bekerja, dan memikirkan urusannya sendiri, dia tidak bakal pernah selesai seperti ayahnya.
Tapi serpihan peluru yang tertanam di wajah dan lehernya memperlihatkan sebaliknya – kejutan dari kenyataan tersebut menciptakan dia berlari ke jalan pada hari kesatu gencatan senjata dengan masih menggunakan pakaian lokasi tinggal sakit yang tipis, mengupayakan meyakinkan orang-orang yang tidak dia kenal guna peduli.
Pada tahun 2017, menurut keterangan dari data Kepolisian Baltimore, terdapat 404 orang yang selamat sesudah tertembak. McKnight merasa paling beruntung bahwa, tidak laksana kedua lelaki yang meninggal pada hari Sabtu, dia memiliki peluang untuk tercebur dalam aksi ini.
“Saya melulu ingin menjadi suara korban yang bisa berkata sekarang. Sangat mengenaskan bahwa menginjak hari kedua program gencatan senjata, terdapat orang yang terbunuh,” katanya.
“Saya agak merasa kecil hati dan ikut bersalah sebab saya tidak beraksi lebih cepat.”
Devrone dan ibunya mengarah ke ke gereja, guna bersyukur untuk Tuhan sebab telah mengamankan nyawanya dan berdoa guna tangan berpengalaman bedah yang pada akhirnya bakal ditugaskan mencungkil peluru yang masih bersarang di lehernya, dekat dengan pembuluh arteri. Kemudian dia mengarah ke ke pusat kota Baltimore, di mana di antara pawai terakhir akhir pekan itu sedang berlangsung.
Sekitar 150 demonstran berkumpul di kaki Menara Phoenix Shot, setinggi 234 kaki, suatu bangunan abad ke-19 di mana timah cair diteteskan dari atas ke bak mandi air dingin di unsur bawah – kiat kuno menciptakan peluru.
Mereka berjajar dengan khidmat melalui Balai Kota Baltimore, dan masuk ke suatu studio televisi yang diblokir tirai hitam tempat semua penyelenggara dan demonstran bergiliran menyimak nama lebih dari 200 lelaki dan perempuan yang dibunuh pada tahun 2017, dibuka pada yang kesatu tahun ini.
Sheamon Pearlie

James Williams
Davonte Jackson
Jamal Washington
Timothy Stephens
Seorang lelaki dengan drum tangan memukul dua ketukan sesudah setiap nama disebutkan.
Charles Frazier
Tyrell Matthews
Carlos Montgomery
Channon Simpkins
Tony Tingle
Brittany Oliver menghanguskan daun sage sebagai simbol pemulihan
Seiring dipanggilnya masing-masing nama di ruang yang pengap itu, orang mulai menangis. Ada desahan ketika pembacaan “orang tak dikenal”.
Timothy Campbell
Tyione Brown
Emmanuel Johnson
Marco Stevenson
Antonio Griffin
Akhirnya, Bridgeford memimpin orang-orang untuk menyimak dua nama terakhir, yang masih baru diketahui beberapa (namanya):
Trey
Donte, pun dikenal sebagai EA
Kim Ford membawa potret anaknya, Troy Biggus, yang dibunuh ketika berusia 21 tahun
Pada tengah malam malam itu, akhir pekan gencatan senjata sah ditutup, Bridgeford sedang di rumah, kelelahan, santap pizza. Tapi dia pulang bersemangat.
“Tidak terdapat pembunuhan yang terjadi di Sandtown. Orang-orang menelepon dan mengatakan kumpulan mereka tidak bakal – dan tidak melakukannya,” katanya. “Apa yang dapat dilakukan Baltimore ialah 41 jam tanpa pembunuhan, dan lantas dari pukul 10 malam hingga pukul 12 pagi sekarang, tersebut 26 jam lagi tanpa pembunuhan. Tapi lima jam di antaranya ialah apa yang saya hendak Anda ingat. “
Keesokan harinya, suatu pertemuan yang dinamakan Gencatan Senjata Baltimore 365 direncanakan. Penyelenggara bersikeras bahwa tugas mereka tidak selesai dengan gencatan senjata – di antara agenda kesatu mereka ialah membantu mengongkosi penguburan dua orang yang sudah meninggal.
Meskipun enam orang ditembak sekitar akhir pekan, dua yang secara fatal, Bridgeford masih memandang bahwa gencatan senjata tersebut sukses. Bagi satu akhir pekan tunggal, katanya, sejumlah komunitas yang sangat bermasalah di Baltimore mengisi harapan mereka.
“Saya tercetus dengan satu tangan … Saya mesti merasakan bagaimana rasanya menjadi penduduk Baltimore, tampak berantakan dan mesti mengejar keutuhan,” katanya.
“Jangan mati rasa … Kita perlu menilik perasaan bagaimana ketika kita peduli.”
Keesokan paginya, Departemen Kepolisian Baltimore akhirnya mencungkil nama korban hari Sabtu:
Lamontrey Tynes
Donte Johnson

Mereka pun melaporkan satu pembunuhan lagi, yang ke-212 di kota itu.
.
- 16+ Ucapan Ulang Tahun Dalam Bahasa Padang
- 16+ Contoh Ucapan Anniversary Perusahaan
- 20+ Tertua Ulang Tahun Orang Yang Sudah Meninggal
- 18+ Selamat Ulang Tahun Untuk Orang Yang Sudah Meninggal
- 16+ Kata Ucapan Ulang Tahun Untuk Organisasi
- 20+ Ucapan Ultah Untuk Perusahaan
- 20+ Ucapan Anniversary 20 Bulan Pacaran
- 16+ Background Terima Kasih
- 17+ Kartu Ucapan Hari Ibu Buatan Sendiri
- 20+ Ucapan Terima Kasih Untuk Mempersembahkan Hadiah