19+ Meninggal “
|Dalam kabar yang viral itu Stefanus dilafalkan meninggal sebab kelelahan sesudah bertugas tanpa henti semasa cuti Lebaran.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengasumsikan dokter muda spesialis anestesi tersebut meninggal sebab penyakit brugada syndrome. Sebuah penyakit ketidaknormalan sistem listrik jantung menyebabkan gangguan irama jantung yang membahayakan jiwa atau aritmia.
“Ya betul, dugaannya memang menuju sana,” kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI terpilih periode 2019-2021, Daeng Mohammad Faqih ketika dihubungi pada Rabu (28/6/2017).
Stefanus meninggal ketika bertugas di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro. Dugaannya, sakit yang ia derita ialah kelainan genetik pada pembuluh darah di jantung koroner.
Dikutip dari Sing Health, penyakit brugada syndrome ialah kelainan faedah listrik jantung yang menyebabkan aritmia. Seharusnya masing-masing detak jantung dirangsang oleh impuls listrik dari sel special (disebut pucuk sinus) pada ruang kanan atas jantung (disebut atrium). Pada pori kecil dari masing-masing sel terjadi kegiatan listrik.
Ketua Program Studi SP2 dari Divisi Anestesia Ambulatori dan Bedah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Arif H. M. Marsaban menambahkan, bahwa Stefanus sakit brugada syndrome. Salah satu format penyakit aritmia maligna atau berbahaya dampak channelopathy.
“Kelainan ini terbanyak pada laki-laki dan suddent cardiac death biasanya terjadi pada ketika tidur,” ucap dia.

Hal ini menepis anggapan bahwa korban meninggal sebab kelelahan ketika bekerja. Arif menuliskan Stefanus bekerja sekitar 2×24 jam di Rumah Sakit Pondok Indah.
Keterangan ini sekaligus menyangkal informasi yang menyinggung Stefanus bekerja sekitar lima hari beruntun dan kelelahan.
Surat Penjelasan
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), Andi Wahyuningsih Attas sebelumnya pun mengirimkan surat memberi keterangan ke IDI. Dalam surat itu, Andi menuliskan bahwa Stefanus ialah peserta Pendidikan Fellowship Konsultan Intensive Care (KIC) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di semester kedua.
“Saat meninggal, almarhum sedang mengerjakan pekerjaannya sebagai dokter anestesi di RS Pondok Indah, bukan dalam tugasnya sebagai peserta didik,” kata Andi.
Saat ditemukan kesatu kali, Stefanus masih bertugas jaga sekitar 24 jam. Saat tersebut ia mengawal satu pasien di ruang ICU dan sudah pindah ke ruangan. Serta melulu satu pasien di kamar operasi.

“Almarhum meminta pertukaran hari jaga dengan rekannya sampai-sampai memungkinkan almarhum guna jaga 2 x 24 jam dan cuti setelahnya,” tutur dia.
Stefanus tercatat pun bertugas sebagai fellow KIC di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan dokter jaga di RS Jantung Diagram, Cinere.
Bertugas
Berdasarkan keterangan dari Andi, Stefanus sendiri terbilang relatif baru bertugas di RS Pondok Indah. Di lokasi tinggal sakit tersebut ada tiga dokter spesialis anestesi. Di ketika Lebaran ia bertugas semenjak malam takbir sebab kebetulan non-muslim.
Sebelumnya, seorang dokter spesialis anestesi di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, diadukan meninggal saat tengah menjalankan tugas. Kabar kematian dokter mempunyai nama Stefanus Taofik tersebut menjadi viral di media sosial karena diperkirakan ia keletihan setelah bekerja secara nonstop sekitar lima hari berturut-turut.
Musa, adik almarhum, membetulkan kakaknya meninggal ketika berada di kamar jaga lokasi tinggal sakit. Namun, Musa tak mau merincikan penyebab dan kronologi kematian kakaknya.

“Kami dari keluarga telah mengiklhaskan beliau,” ujar Musa melewati telepon, Rabu (28/6/2017).
“Jangan tanya mengapa atau kronologinya, lumayan doakan saja.”
Musa mengetahui andai berita kematian kakaknya menjadi viral di media sosial. Namun, dia dan family tak memperhatikan sekian banyak spekulasi itu.
“Dari pihak lokasi tinggal sakit telah sepakat pun tidak membawa berita ini sebagai urusan yang menghebohkan dan sebagainya,” kata Musa.
Simak berita lainnya seputar topik tulisan ini, di sini :

Sumber : Tempo
19+ Meninggal ” – meninggal”
| Encouraged for you to my personal blog site, with this occasion I’ll demonstrate concerning keyword. And from now on, this is the initial image:

How about image previously mentioned? will be that amazing???. if you feel so, I’l t provide you with many image all over again below:
So, if you wish to acquire all of these amazing pictures regarding (19+ Meninggal “), just click save button to save these pictures in your personal pc. These are all set for obtain, if you’d rather and wish to take it, click save logo in the page, and it’ll be directly saved in your pc.} Finally in order to receive new and the recent graphic related to (19+ Meninggal “), please follow us on google plus or book mark this site, we try our best to offer you daily up-date with fresh and new photos. Hope you enjoy keeping right here. For some updates and recent news about (19+ Meninggal “) shots, please kindly follow us on tweets, path, Instagram and google plus, or you mark this page on bookmark area, We attempt to provide you with up-date regularly with fresh and new pics, enjoy your exploring, and find the perfect for you.
Thanks for visiting our website, articleabove (19+ Meninggal “) published . Nowadays we are pleased to declare we have discovered an incrediblyinteresting contentto be pointed out, namely (19+ Meninggal “) Many individuals looking for details about(19+ Meninggal “) and of course one of these is you, is not it?
Dalam kabar yang viral itu Stefanus dilafalkan meninggal sebab kelelahan sesudah bertugas tanpa henti semasa cuti Lebaran.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengasumsikan dokter muda spesialis anestesi tersebut meninggal sebab penyakit brugada syndrome. Sebuah penyakit ketidaknormalan sistem listrik jantung menyebabkan gangguan irama jantung yang membahayakan jiwa atau aritmia.
“Ya betul, dugaannya memang menuju sana,” kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI terpilih periode 2019-2021, Daeng Mohammad Faqih ketika dihubungi pada Rabu (28/6/2017).
Stefanus meninggal ketika bertugas di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro. Dugaannya, sakit yang ia derita ialah kelainan genetik pada pembuluh darah di jantung koroner.
Dikutip dari Sing Health, penyakit brugada syndrome ialah kelainan faedah listrik jantung yang menyebabkan aritmia. Seharusnya masing-masing detak jantung dirangsang oleh impuls listrik dari sel special (disebut pucuk sinus) pada ruang kanan atas jantung (disebut atrium). Pada pori kecil dari masing-masing sel terjadi kegiatan listrik.
Ketua Program Studi SP2 dari Divisi Anestesia Ambulatori dan Bedah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Arif H. M. Marsaban menambahkan, bahwa Stefanus sakit brugada syndrome. Salah satu format penyakit aritmia maligna atau berbahaya dampak channelopathy.
“Kelainan ini terbanyak pada laki-laki dan suddent cardiac death biasanya terjadi pada ketika tidur,” ucap dia.

Hal ini menepis anggapan bahwa korban meninggal sebab kelelahan ketika bekerja. Arif menuliskan Stefanus bekerja sekitar 2×24 jam di Rumah Sakit Pondok Indah.
Keterangan ini sekaligus menyangkal informasi yang menyinggung Stefanus bekerja sekitar lima hari beruntun dan kelelahan.
Surat Penjelasan
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), Andi Wahyuningsih Attas sebelumnya pun mengirimkan surat memberi keterangan ke IDI. Dalam surat itu, Andi menuliskan bahwa Stefanus ialah peserta Pendidikan Fellowship Konsultan Intensive Care (KIC) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di semester kedua.
“Saat meninggal, almarhum sedang mengerjakan pekerjaannya sebagai dokter anestesi di RS Pondok Indah, bukan dalam tugasnya sebagai peserta didik,” kata Andi.
Saat ditemukan kesatu kali, Stefanus masih bertugas jaga sekitar 24 jam. Saat tersebut ia mengawal satu pasien di ruang ICU dan sudah pindah ke ruangan. Serta melulu satu pasien di kamar operasi.

“Almarhum meminta pertukaran hari jaga dengan rekannya sampai-sampai memungkinkan almarhum guna jaga 2 x 24 jam dan cuti setelahnya,” tutur dia.
Stefanus tercatat pun bertugas sebagai fellow KIC di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan dokter jaga di RS Jantung Diagram, Cinere.
Bertugas
Berdasarkan keterangan dari Andi, Stefanus sendiri terbilang relatif baru bertugas di RS Pondok Indah. Di lokasi tinggal sakit tersebut ada tiga dokter spesialis anestesi. Di ketika Lebaran ia bertugas semenjak malam takbir sebab kebetulan non-muslim.
Sebelumnya, seorang dokter spesialis anestesi di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, diadukan meninggal saat tengah menjalankan tugas. Kabar kematian dokter mempunyai nama Stefanus Taofik tersebut menjadi viral di media sosial karena diperkirakan ia keletihan setelah bekerja secara nonstop sekitar lima hari berturut-turut.
Musa, adik almarhum, membetulkan kakaknya meninggal ketika berada di kamar jaga lokasi tinggal sakit. Namun, Musa tak mau merincikan penyebab dan kronologi kematian kakaknya.

“Kami dari keluarga telah mengiklhaskan beliau,” ujar Musa melewati telepon, Rabu (28/6/2017).
“Jangan tanya mengapa atau kronologinya, lumayan doakan saja.”
Musa mengetahui andai berita kematian kakaknya menjadi viral di media sosial. Namun, dia dan family tak memperhatikan sekian banyak spekulasi itu.
“Dari pihak lokasi tinggal sakit telah sepakat pun tidak membawa berita ini sebagai urusan yang menghebohkan dan sebagainya,” kata Musa.
Simak berita lainnya seputar topik tulisan ini, di sini :

Sumber : Tempo
- 20+ Kata Kata 20 Hari Meninggal
- 20+ Ucapan Untuk Ulang Tahun Organisasi
- 18+ Ucapan Selamat Hari Jadi Organisasi
- 16+ Apa Bahasa Inggrisnya Selamat Bekerja
- 18+ Ucapan Hati Hati Di Jalan Untuk Pacar
- 17+ Ucapan Selamat Atas Kelahiran Cucu
- 19+ Kata-kata Ucapan Selamat Ulang Tahun Untuk Perusahaan
- 20+ Ucapan Latar Belakang
- 18+ Ucapan Terima Kasih Atas Kado Ulang Tahun
- 19+ Apa Bahasa Inggris Selamat Bekerja